Kamis, 01 Maret 2012

SNI 2833-2008 Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan


Standar ini merupakan modifikasi dan peninjauan ulang peraturan gempa sesuai perkembangan teknologi sehingga menjadi setaraf dengan peraturan luar negeri serta mengikuti perkembangan spesifikasi Jepang, New Zealand dan California.
Karena tuntutan perkembangan teknologi maka standar ini membahas analisis dinamis. Cara spektral moda tunggal dan majemuk dengan atau tanpa pengaruh interaksi tanah merupakan perhitungan semi-dinamis. Analisis dinamis dengan cara riwayat waktu sering menggunakan rekaman akselerasi gempa dari luar, sehingga perlu disesuaikan dengan akselerasi puncak (Peak Ground Acceleration) untuk wilayah gempa yang ditinjau.
Interaksi tanah pada fondasi berdasarkan parameter dinamis yang diturunkan dari parameter statis N(SPT) dibahas untuk tipe fondasi langsung, fondasi tiang dan sumuran. Analisis interaksi tanah pada cara spektral moda tunggal dilakukan dengan perhitungan tangan. Cara spektral moda majemuk memerlukan analisis dengan menggunakan perangkat lunak.
Periode ulang gempa menentukan besarnya akselerasi puncak gempa PGA yang berkaitan dengan umur rencana jembatan. Umur rencana jembatan 50 dan 100 tahun sebanding dengan periode ulang gempa 500 tahun dan 1000 tahun. Akselerasi puncak PGA sesuai wilayah gempa akan menetapkan besarnya koefisien respon gempa. Koefisien respon gempa menetapkan besarnya gaya gempa horizontal dan vertikal yang bekerja pada struktur jembatan.
Koefisien respon gempa dapat ditentukan dengan dua cara : plastis dan elastis. Koefisien respon plastis merupakan perhitungan statis ekuivalen dengan faktor daktilitas 4 dan faktor risiko 1. Koefisien respon elastis merupakan perhitungan dinamis dengan faktor daktilitas dan faktor risiko pilihan yang disesuaikan dengan konfigurasi dan fleksibilitas pilar jembatan.
Perencanaan perletakan menjadi pembahasan penting mengingat kerusakan perletakan akibat gempa berpengaruh pada seluruh jembatan. Terjatuhnya bangunan atas akibat gerakan gempa diatasi dengan sistem penahan di tumpuan. Sistem perletakan isolasi dasar akan meredam gaya gempa di tiap pilar/pangkal jembatan secara individual. Sistem peredam schock transmission unit atau locking unit device yang sering digunakan pada jembatan bentang panjang akan meredam gempa dengan kerjasama semua pilar dan/atau pangkal jembatan dalam memikul gaya gempa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar