Pagi ini saya ketemu temen kecil sepermain yangg sudah
lama sekali tidak bertemu (mungkin lebih dari 2 tahunan semenjak dia menikah). Rijo,
namanya. Seperti biasa dan telah menjadi kebiasaan saya. Setiap keluar dari
pintu pagar rumah, selalu membaca Al-Fatihah, Al-Iklas, An-Naas, dan Ayat Kursi
sambil menikmati hangat dan segarnya pagi hari. Saat Rijo tersenyum,konsentrasi
saya pecah dan berpikir siapakah pria yang ramah dan berwajah cerah ini.
Saat kami berjarak 3 meter-an, barulah saya ingat dia dan
saya hentikan bacaan surat saya sambil melemparkan senyum. Masya Allah, sebelum
kata terucap saya sudah merasakan kehangatan persahabatan dari dia. Kami
tersenyum dan berjabat tangan erat sambil nempuk pundak masing-masing.Dan mulai
mengalirlah suatu percakapan untuk bertukar kabar.
Dia kerja sebagai Buruh di Priuk dan Baru aza pulang dari
2 Shift (16 jam) yang di jalaninya. Terlihat letih, penah dan kantuk dari
wajahnya tapi sangat lembut dan hangat tatapannya kepada saya. Dia ternyata dia
udah punya 2 anak sehingga ia harus bekerja keras.
"Gimana Jo' capek banget dong, elu lembur 2
shift"
"Iya, capek. Tapi Alhamdulilah rejeki gue udah lebih
baik dari dulu. Sekarang kerja di pabrik jadi buruh kecil,Alhamdulilah
Zol" Dia menjawab sambil tersenyum puas. Sayang kami terpaksa berpisah
karena saya mau berangkat kerja.
Ingatanku kembali Mundur 20 tahun, saat itu aku berumur 8
tahun tinggal di Condet yang dekat dengan Pasar Kramat jati. Suatu hari, Rijo
yang merupakan tetanggaku mengajak main ke pasar Kramat Jati.
Di sana dia mengajakku ketoko plastik dan dia membeli 10
kantong plastik hitam/krecek seluruhnya seharga seratus rupiah. Dia memberiku 5
buah Krecek itu dan ternyata dia mengajakku menjual krecek itu kepada ibu-ibu
yg berbelanja dipasar seharga 25 rupiah. Pertama kali saya merasa malu, lalu
sambil tersenyum dia bilang "ngak apa-apa Zol, nggak ada yg tau kok kita
jualan. Ntar pulangnya kita beli es krim" katanya melipur kegundahan
hatiku.
Semenjak hari itu tanpa sepengetahuan mamah setelah
pulang sekolah, kami berdua pergi kepasar dengan berjalan kaki sejauh kurang
lebih 3 kilometer. Setiap pulang kami selalu membeli es krim batangan, dan
pendapatan pada akhir hari kami simpan dan dijadikan modal tuk membeli krecek
pada esok harinya. Selama 3 bulan aku melakukan ini, berjalan ditengah pasar yg
bau, terkadang amis, terkadang becek, terkadang menjadi porter tuk mengangkut belanjaan ibu-ibu.
Jujur, sampe sekarang aku ngak pernah gengsi kalo maen
kepasar karena udah terbiasa sih *_^. Setelah 3 bulan terkumpullah uang sekitar
20 puluh ribuan. Suatu hari dia ngasih ide tuk bikin Persewaan Komik, dan saya
pun setuju. Ditambah dg seorang teman karena kurang modal, akhirnya kami
bertiga mulai membeli komik di pasar impres
senen.
Bertiga kami naik bis mayasari dari cililitan, beli komik
lalu menyewakannya pada orang lain. Kios kami bikin dirumah Rijo terbuat dari triplek,
dan secara bergantian kita jaga.Panas terik matahari, terkadang kehausan,
terkadang pegal karena menenteng komik yg berat menjadi sesuatu hal yg biasa
untuk aku. Sampai akhirnya aku masuk smp, dan terpaksa berhenti karena tidak
ada lagi yg menjaga kios.
Perjalanan Hidup saya berbeda dengan Rijo. Saat saya
menimbal ilmu di UI, dia bekerja menjadi penarik sampah dilingkungan Rt saat
pagi hari, menjadi Ojek Motor saat malam hari.
Sekarang saya bekerja dikawasan sudirman, dimana saya
bekerja sebagai senior system analyst disebuah Bumn yang memberikan penghasilan
yang beberapa kali lipat dari sahabatku
Rijo. Sungguh, ada sesuatu yang mengusik hati. Betapa kami sangat menjalani
kehidupan karir yang sangat berbeda dan kontradiktive. Aku yakin seandainya
saja Rijo mendapat kesempatan yang sama dengan saya, pastilah (insya allah) dia
akan jauh lebih baik dari saya. Walaupun Demikian beliau tetap bersyukur
pada pekerjaannya.
Dia Rijo, Guruku..
Nanti malam aku maen kerumahnya, tuk sebuah kalimat "Rijo,Terima
Kasih telah mengajarkan kerja keras" yang belum terucap.
Subhanallah,Ada air mata yang aku tahan sepanjang
perjalanan ke kantor ini. Sebuah air mata untuk rasa Terima Kasih kepada Rijo
karena dialah salah seorang Guru yang mendidik saya arti kata bekerja keras.
PS: Bersyukur dan Berterima kasihlah pada orang-orang yg
membentuk dan mendidik kita. (BPPN-June2001,Direvisi dari Email Ke Teman yg
suka mengeluhkan pekerjaanya)
==========
Catatan (Moderator - KisahHikmah@YahooGroups.Com):
Penulis - Zhanaou@Yahoo.com, Terima Kasih telah Berbagi
cerita.
Sumber - Pengalaman Pribadi.
Insya Allah, Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.
Wallahua'lam bishshowwaab
Wassalaamu'alaikum Wr Wb
Ikutan Yuk: KisahHikmah_subscribe@YahooGroups.Com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar