Sabtu, 22 Desember 2012

Saya Ridho.......


"Assalamu'alaikum...,"   bisik   Muhsin   mengakhiri   rakaat  terakhirnya.
Dibelakangnya Hasanah mengucap lafaz yang sama. Sholat jamaah usai. Seperti biasanya, sejak ia dinikahi Muhsin, Hasanah meraih tangan suaminya, disalami dan diciumnya.


"Bang...,  boleh  nggak  saya  bertanya," 
desisnya setelah keduanya selesai berzikir.
"Tentu saja, masalah apa?"
"Salaman...."
"Salaman? Ada apa? .....Bagaimana?...Mengapa?

"Kaum  feminisme  menganggap  salaman  seperti  tadi adalah bukti pelecehan terhadap perempuan. Mengapa istri mesti meraih dan mencium tangan suaminya?
Mengapa  tidak  sebaliknya? Bukankah itu tanda perempuan lebih rendah  dari
laki-laki? Bagaimana tanggapan Abang?"

"Oh,  itu  toh, Apakah Abang pernah memerintahkan Adik berbuat demikian?"
"Tidak."
"Atau menganjurkan?"
"Tidak."
"Mengapa Adik melakukannya?"
"Ng...  mengapa  ya?  .......  Mungkin  pertama,  saya  sering  melihat ibu
melakukan  hal yang demikian kepada bapak. Kedua, naluri saya sebagai istri
memerintahkan  saya  berbuat  demikian.  Ketiga,  saya  lihat  Abang senang
menerimanya.  Saya  bahagia  jika suami  merasa gembira dengan sesuatu yang
saya perbuat."

"Adik merasa direndahkan?"
"Tidak."
"Sebenarnya  inti  dari yang adik tanyakan adalah salaman. Walaupun salaman pada  mulanya  dilakukan penduduk Yaman, Rasulullah saw mentradisikannya di
kalangan kaum Muslimin. Bahkan  beliau  menyatakan, 
'Tiada  dua orang Muslim bertemu lalu berjabat tangan, melainkan diampunkan dosa keduanya sebelum berpisah.'
Salaman  adalah  lambang  perdamaian  dan kedamaian.Salaman tidak dilakukan oleh dua orang yang bermusuhan dan mendendam."
"Mencium tangan?"
"Itu dilakukan para sahabat kepada Nabi saw."
"Jadi, salaman adalah sebuah tradisi kebaikan?"
"Ya, Rasulullah saw mengingatkan kaum Muslimin untuk tidak meremehkan suatu
kebaikan walau sekadar menghadapi teman dengan muka yang manis.
Apalagi menghadapi suami dan istri."

"Itukah alasan abang menerima uluran tangan saya?"
"Benar.  Bukan  rasa  kebanggaan  diri sebagai suami, saya menyambut uluran
tangan  itu.  Tidak  juga  karena  saya merasa lebih baik dari Adik.  Abang
sadar bahwa ketaqwaanlah yang menjadikan kemuliaan seseorang.  Sedang taqwa
dan iman itu bisa naik dan bisa turun.  Suatu saat boleh jadi keadaan Abang
lebih  baik  dari  Adik.   Pada  saat  yang  lain, barangkali Abanglah yang
memerlukan  dorongan  dan  nasihat  dari Adik. Apa dan bagaimanapun kondisi
keimanan  kita  pada  suatu  saat,  yang  jelas salaman akan membawa kepada
kedamaian.Ini kebaikan yang harus  dihargai."

"Apakah feminisme merasakan nuansa ini?"
"Wallahu  a'lam.  Mereka  selalu  berpikir  dari sisi lelaki dan perempuan.
Tidak  dari sebuah sisi yang utuh sebagai manusia hidup saling  melengkapi.
Jika  seorang  lelaki  pembantu  umum  diperusahaan   menghidangkan minuman
kepada  seorang  direktris,  maka  hal  itu  adalah  sebuah  fenomena kerja fungsional.  Bukan  penghinaan  kepada  laki-laki. Namun jika seorang istri menghidangkan  minuman  kepada  suaminya  yang  baru pulang kerja, maka itu
mereka  anggap sebagai pelecehan terhadap martabat perempuan. Padahal Allah
telah  menentukan  keluarga  sebagai  sebuah struktur organisasi masyarakat
dengan  sebuah  model kepemimpinan yang digariskan berdasarkan pertimbangan
seluruh aspek kemanusiaan lelaki dan perempuan."

"Abang  adalah  pemimpin saya. Sayalah yang perlu meaih dan menciumi tangan
Abang. Ini upaya kebaikan yang bisa saya lakukan."
"Jazakillahi  khoiron. Sesungguhnya lurusnya jalan saya sebagai suami serta
ketaatan  Adik  sebagai istri-lah yang menjadi tulang punggung keberhasilan
kepemimpinan  keluarga  ini.  Mengenai salaman tak ada  salahnya jika suatu
saat  saya yang meraih dan mencium tangan Adik.  Namun kenyataannya Adiklah
yang selalu mendahului saya."
"Saya Ridho......"

==========
Catatan (Moderator - KisahHikmah@YahooGroups.Com):
Penulisnya Tidak Kami Ketahui.
Kami Terima Kisah ini dari kiriman seorang sahabat.
Besar kemungkinan cerita diatas adalah imaginative, walaupun demikian kami berharap dapat dipetik Hikmahnya..

Insya Allah, Bermanfaat..
Wallahua'lam bishshowwaab
Wassalaamu'alaikum Wr Wb

Ikutan Yuk: KisahHikmah_subscribe@yahoogroups.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar