Sabtu, 22 Desember 2012

Senyumnya di siang hari..

Aku melihatinya semenjak duduk ditangga ini, dalam hiruk pikuk pasar PST,Tebet.
Raut wajahnya keriput dan hitam legam kulitnya terbakar matahari. Senyum selalu terlihat diwajahnya, dan senyum inilah yg membuatku selalu memperhatikannya.
Beberapa saat kemudian aku panggil dia. Berniat tuk mengenal dia lebih dalam sambil  menunggu seseorang yg sedang berbelanja dipasar. Berharap aku dapat mengetahui rahasia senyumnya di siang hari bolong ini.



"Pak, Rokok!!"  dan dia duduk disampingku. "Sampurna Mild, sebungkus pak".
Setelah itu dia memberi sebungkus rokok. Sambil membakar sebatang rokok,
aku membayar.

"Udah lama pak, jualan asongannya?" Tanyaku ke bapak ini.
"Udah lama sekali De', mungkin lebih dari lima tahun saya jualan asongan.
Lagi nungguin yg belanja yah,De' ?"

"iya, temenin saya ngobrol yah. Bapak dari mana?!! keluarga gimana pak?!!" tanyaku
"iya, boleh. Saya mao ngaso sebentar. Bapak dari tegal, Anak dan istri saya disana semua. Anak ada lima pak.Ada yg udah nikah dan kerja, ada yg masih sekolah.
Insya Allah, saya maonya mereka sampe tamat sekolahnya. Klo ada rejeki sih,
saya mao ada anak saya yg bisa kuliah. Mudah-mudahan Allah akan menolong saya."

"Amien. Insya allah yah,pak. Oh yah, sehari dapet brapa?!"
"Alhamdulillah,klo dipotong ama makan,sehari dapet untung bersih 3 sampe 10 ribu.
Itu juga Bapak sangat bersyukur banget. Uang itu ditabung dan bapak kirimin sebulan sekali ke istri diTegal buat biaya sekolah."

Dia diam sejenak, kemudian beliau menundukkan kepala.
"Memang sih, dikampung ada yg ngebantuin nambahin biaya sekolah anak-anak.
Tapi Jujur aja de' , rasanya bapak malu sekali menerima bantuan itu. Rasa malu itu
membuat saya kerja keras dan selalu tawakal, karena Allah tidak akan mensia-siakan usaha bapak ini. Insya Allah klo bisa, Bapak tidak ingin menerima bantuan orang lain, sehingga uang itu bisa diberikan kepada yg lebih membutuhkannya."
"Amien.. Bersabar yah pak. Insya Allah, dia selalu mendengarkan. Mungkin ini ujian
untuk bapak agar bersabar. Aduh, maaf yah pak saya  jadi sok nasehatin bapak."
Komentarku, dia menoleh, menatap mataku dan tersenyum lembut.

"Ade' benar, Saya bersyukur, amat sangat bersyukur sekali sama Allah. Betapa dia
sangat baik ke bapak, sehingga anak-anak bapak masih bisa sekolah, ada istri yg setia dan ngurusin anak, rejeki yg halal dan cukup untuk makan. Alhamdulilah, Bapak bener-bener bersyukur atas semua ini, karena bapak yakin masih banyak orang lain yang hidupnya kurang beruntung dibandingkan bapak. Masih banyak orang yg untuk makan aja blum tentu 3x sehari seperti bapak.. Subhanallah, aku yakin dia ngejaga kita dan keluarga kita, klo saja kita bersabar,bersyukur dan bekerja keras."

Dia tersenyum menatapku yg sedang memperhatikan perkataan beliau.
Sambil menepuk pundak dan tersenyum, dia pamit dan pergi..

Masih terngiang dalam ingatan ku ini, senyum terakhirnya yg ramah dan lembut.
Mungkin senyum itu terbentuk dari kesabarannya atas kehidupannya, mungkin pula senyum hadir karena rasa syukurnya atas apa yg beliau dapatkan.
Mungkin juga kedua..

Semoga ingatanku tentang beliau dengan senyumnya di siang hari bolong,
selalu hadir tuk mengajariku untuk bersabar dan beryukur.
(zhanaou@yahoo.com)

==========
Catatan (Moderator - KisahHikmah@YahooGroups.Com):
Penulis - Zhanaou@yahoo.com
Sumber - Pribadi. 04 Agustus 2003, Kantor.

Insya Allah, Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.
Wallahua'lam bishshowwaab
Wassalaamu'alaikum Wr Wb

Ikutan Yuk: KisahHikmah_subscribe@yahoogroups.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar