Cacat
tubuh bukan akhir dari segala-galanya. Bagaimanapun hidup harus terus berjalan.
Itulah yang dialami Sugiarto. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki ia tetap
berusaha mencari nafkah, mencari ilmu dan menikah.
Sabtu,
10 Agustus 2002. Pagi sekitar pukul 09.00, suasana di kediaman pimpinan Pondok
Pesantren Daarut Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar, yang akrab disapa Aa Gym,
tampak ramai dan meriah. Sekitar 200 orang undangan hadir untuk mengikuti upacara
pernikahan Sugiarto (40), biasa disapa Ato, dengan Kusminah (26). Keceriaan
tampak pada wajah para undangan dan kedua mempelai sambil mendengarkan
ceramah dari Aa Gym sebelum pelaksanaan ijab kabul.
Tapi
keheningan segera menyelimuti suasana di kediaman Aa Gym yang berada di Jalan
Gegerkalong Giran, Bandung, saat pelaksanaan ijab kabul dimulai. Ketegangan pun
sedikit terasa di wajah para undangan yang tak lepas memandang prosesi
pernikahan itu. Malah beberapa pengunjung yang tidak bisa masuk ke dalam,
karena terbatasnya ruangan, tak lepas-lepasnya memandang layar televisi di
samping halaman, yang merekam prosesi pernikahan Ato dan Kusminah.
Dari
layar kaca terlihat Ato, yang mengenakan baju takwa dibalut jas berwarna hitam
bermotif garis-garis putih dan peci putih, dengan suara agak cedal dan terbata-bata
mengikuti kata-kata penghulu membacakan ijab kabul. Bagi orang normal mungkin
tidak terlalu sulit untuk menirukan kalimat yang singkat itu. Namun tak
demikian buat Ato. Pria ini lumpuh sebagian tubuhnya, hingga untuk berbicara
pun ia cukup kesulitan.
Namun,
dengan kesungguhan, Ato hadapi kesulitan itu. Meski dengan lafal yang cedal dan
terbata-bata, ia teruskan menjalani ijab kabul. Suaranya seakan menggetarkan
seluruh ruangan disekitar rumah Aa Gym yang sederhana dan berarsitektur Sunda.
Dua ratus pasang mata, baik ikhwan maupun akhwat, yang menyaksikan tak kuasa
menahan linangan air mata karena perasaan haru begitu Ato
selesai mengucapkan ijab kabul. Aa Gym sendiri, yang berada disisinya, tampak sangat
terharu dan berkali-kali memejamkan mata, menahan air matanya.
Keharuan
makin meruak ketika Ato pun menangis tersedu-sedu sambil bersujud dihadapan
ibunya dan istrinya Kusminah, setelah memberikan mas kawin berupa emas
23 gram. Untuk beberapa saat Ato tampak sesegukan dengan tubuhnya yang lumpuh tertelungkup.
Istrinya Kusminah yang mengenakan jilbab serba putih terlihat mengusap
matanya yang basah dengan saputangan.
''Alhamdulillah,
kita semua kali ini diperlihatkan pemandangan yang sangat agung oleh Allah SWT.
Bagaimana seorang Ato yang kondisinya tidak sempurna berani mengambil keputusan
untuk masa depannya. Ia pun yakin atas rejeki yang diberikan dan kebesaran
Allah SWT. Semuanya diurus oleh Allah SWT,'' ucap Aa Gym usai mendampingi
upacara pernikahan Ato dan Kusminah.
---
Lumpuh
sejak usia 2 tahun, sosok Ato, bagi jamaah pengajian Pondok Pesantren Daarut
Tauhid bukanlah sosok yang asing lagi. Dengan segala keterbatasan fisiknya, ia
tidak pernah dipandang sebelah mata. Ia malah sangat akrab dengan jamaah yang
lainnya karena ketekunannya dan semangatnya untuk datang ke Masjid Ponpes
Daarut Tauhid setiap Ahad.
Sekilas
Ato memang tak terlihat cacat. Namun saat ia akan bergerak barulah terlihat
kekurangan yang ada padanya. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya,
ia cuma bisa merangkak. Ketika bepergian, ia benar-benar harus dibantu, antara
lain dengan dibopong atau digotong. Sebenarnya ia punya sebuah kursi roda,
namun tak digunakannya.
Itulah
yang terjadi setiap pekan, saat akan menghadiri pengajian di DT. Dari rumahnya
di Jalan Pendawa Dalam, Bandung, ia harus naik becak dan mencarter taksi.
Ongkos yang dikeluarkannya lebih mahal lantaran tukang becak dan sopir taksi
harus pula membopongnya saat naik dan turun kendaraan. Dihitung-hitung ongkos
yang harus dikeluarkan pulang pergi sekitar Rp 50.000,-. Padahal sehari-harinya
Ato, yang tinggal dengan ibunya, Aisyah (74), hanya berjualan ulat untuk makanan
burung, dengan penghasilan yang tidak tentu. Namun, keadaan itu tidak menghalangi
Ato mengikuti ceramah Aa Gym setiap pekan. ''Rejeki sudah diatur Allah SWT.
Jadi nggak usah khawatir yang penting terus berusaha,'' ujar Ato dengan suara
cedalnya.
Bagi
Ato, kondisinya yang lumpuh bukan halangan untuk belajar dan mencari ilmu. Awalnya
ia mengaku sangat suka mengikuti pengajian di beberapa masjid di kota Bandung,
meski harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk naik kendaraan. Hingga
akhirnya ia merasa menemukan tempat pengajian yang pas dengan dirinya yaitu di Ponpes
DT, pimpinan Aa Gym. ''Saya suka ikut pengajian Aa Gym karena ceramahnya sederhana
dan bagus. Lagian disana jamaahnya menganggap saya sama dengan mereka dan
menerima baik,'' kata anak tunggal ini.
Ia
mengaku mengenal pengajian ini karena dikenalkan adik angkatnya yang sebelumnya
sering ke Ponpes DT. ''Dulu kalau ke sana selalu bareng-bareng, tapi karena
sekarang dia sudah menikah saya berangkat sendiri,'' ungkap Ato. Adik angkat dan
neneknya ini juga yang mengajarinya baca tulis.
Dengan
mengikuti pengajian ini Ato merasa banyak mendapat pelajaran yang berharga dan
berdampak pada perubahan perilaku dirinya. ''Saya dulu orangnya suka
marah-marah. Kalau sekarang jadi lebih sabar dan rajin beribadah,'' jelas Ato
yang rutin melakukan tahajud malam.
Soal
kelumpuhan yang dideritanya, Ato mengungkapkan tubuhnya lumpuh akibat terserang
penyakit polio saat berusia 1 tahun 8 bulan. Ia terlahir normal dan tumbuh
seperti anak-anak lainnya sampai suatu ketika tubuhnya terserang panas tinggi.
Demam ini ternyata merusakkan syarafnya sehingga akhirnya ia tidak bisa bergerak
dan hanya terbaring saja di atas tempat tidur. Untuk melakukan aktivitasnya
seperti makan dan ke kamar kecil dia dibantu orang tuanya.
''Jangankan
bergerak, ngomong saja nggak bisa. Jadi, semua dilakukan di tempat
tidur,''
kisahnya.
Sebelum
ia dewasa, ada seorang kyai yang membantu mengobati dengan memijat badan
Ato. Sedikit demi sedikit sebagian tubuhnya bisa digerakkan. Namun sebelum tubuhnya
sembuh secara keseluruhan, sang kyai berpulang ke Rahmatullah. Atopun menerima
keadaan ini dan akhirnya harus rela hidup dengan tubuh yang separuhnya
masih lumpuh sampai ia dewasa. ''Tapi saya merasa beruntung karena masih bisa bergerak,''
tutur Ato.
---
Ingin
jadi bidadari
Pernikahan
Ato dan Kusminah, yang dijembatani oleh Aa Gym sendiri, memang jauh dari
kemewahan, namun sarat dengan makna yang dalam. Dengan kondisi tubuh yang
lumpuh, Ato tetap yakin dengan kekuasaan Allah SWT yang akan mengurus umatnya selama
masih mau berikhtiar. Begitu juga dengan Kusminah yang memiliki kondisi fisik
normal namun bersedia dinikahkan dengan Ato hanya berbekal niat untuk mencari
keridhoan Allah SWT.
Sama
seperti Ato, Kusminah selama ini juga aktif menjadi jemaah pengajian di Ponpes
DT. Sebelum menikah dengan Ato, ia bekerja sebagai Baby Sitter di komplek
Secapa, Bandung. Kusminah yang berasal dari Banjar Negara, Jawa Tengah, kondisi
fisiknya normal layaknya wanita lainnya. Ia memilih menikah dengan Ato hanya karena
ingin beribadah kepada Allah SWT. ''Saya ingin menjadi bidadari di syurga nanti,''
katanya penuh harap.
Demikian
juga dengan Ato, ia berharap dari pernikahannya ini bisa meningkatkan ibadahnya
kepada Allah SWT. Iapun berharap bisa membina rumah tangga yang sakinah dan
bahagia, serta bisa mendapat keturunan yang normal dan baik hingga bisa
berjuang di jalan Allah SWT. ''Insya Allah, saya bisa membentuk keluarga yang
sakinah dan diberikan keturunan,'' harapnya.
Setelah
menikah, Ato merasa bersyukur karena istrinya cukup sabar hidup bersamanya dan
ikhlas merawat dirinya. Keduanya kini berjualan pakan burung di rumahnya yang
kecil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. ''Dulu saya biasanya mencuci
baju sendiri, kini sudah ada yang mencuci. Cuma saya masih belum tahu
sifat
sebenarnya karena masih belum kenal,'' ungkap Ato tentang kehidupan barunya.
Selanjutnya
Ato ingin mengubah usaha menjual pakan burung. ''Rencananya mau jualan
kebutuhan rumah tangga, habis istri saya masih takut kalau melihat ulat,'' ucap
Ato diiringi senyum.
(Anton
Wibowo, Bandung)
==========
Catatan
(Moderator - KisahHikmah@YahooGroups.Com):
Penulis
- Anton Wibowo, Bandung
Sumber - Majalah Ummi No. 6/XIV Oktober-November
2002 -
Kiriman
- Salah Satu Milist Islami,27 Feb 2003
***
Suatu
Keindahan Rasa yg tidak terukur, saat sebuah Keyakinan dan Ketulusan
diberikan
sepenuh hati. Ada Rasa Syukur, Ada Kesejukan, Ada Ketenangan, Ada
Kebahagian saat Kita menerima seseorang dan orang tersebut menerima kita Setulusnya,
SeIklasnya, SeYakinnya untuk membina pernikahanm.
Tanpa
Menilai, Tanpa Menghakimi dan Tanpa Prasangka, Hanya Sebuah Ketulusan Hati,
Sesuatu yg Paling Sulit Ditemukan Sekarang ini.Semoga
Allah Menjaga Mereka sebagai mana mereka Telah Menjaga Allah di dalam Hati,
Jiwa dan Pikiran Mereka. Dan dari mereka, kita doakan agar kiranya Allah
memberikan Ridhonya berupa Generasi Islam yg dipenuhi Cahaya Al-Quran Amien.......
(Z-Moderator)
Insya
Allah, Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.
Wallahua'lam
bishshowwaab
Wassalaamu'alaikum
Wr Wb
Link unduh Ebook Dari Pernikahan Sugiarto dan Kusminah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar