Kamis, 14 Februari 2013

Dari Pernikahan Sugiarto dan Kusminah


Cacat tubuh bukan akhir dari segala-galanya. Bagaimanapun hidup harus terus berjalan. Itulah yang dialami Sugiarto. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki ia tetap berusaha mencari nafkah, mencari ilmu dan menikah.

Sabtu, 10 Agustus 2002. Pagi sekitar pukul 09.00, suasana di kediaman pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar, yang akrab disapa Aa Gym, tampak ramai dan meriah. Sekitar 200 orang undangan hadir untuk mengikuti upacara pernikahan Sugiarto (40), biasa disapa Ato, dengan Kusminah (26). Keceriaan tampak pada wajah para undangan dan kedua mempelai sambil mendengarkan ceramah dari Aa Gym sebelum pelaksanaan ijab kabul.

Tapi keheningan segera menyelimuti suasana di kediaman Aa Gym yang berada di Jalan Gegerkalong Giran, Bandung, saat pelaksanaan ijab kabul dimulai. Ketegangan pun sedikit terasa di wajah para undangan yang tak lepas memandang prosesi pernikahan itu. Malah beberapa pengunjung yang tidak bisa masuk ke dalam, karena terbatasnya ruangan, tak lepas-lepasnya memandang layar televisi di samping halaman, yang merekam prosesi pernikahan Ato dan Kusminah.

Dari layar kaca terlihat Ato, yang mengenakan baju takwa dibalut jas berwarna hitam bermotif garis-garis putih dan peci putih, dengan suara agak cedal dan terbata-bata mengikuti kata-kata penghulu membacakan ijab kabul. Bagi orang normal mungkin tidak terlalu sulit untuk menirukan kalimat yang singkat itu. Namun tak demikian buat Ato. Pria ini lumpuh sebagian tubuhnya, hingga untuk berbicara pun ia cukup kesulitan.

Namun, dengan kesungguhan, Ato hadapi kesulitan itu. Meski dengan lafal yang cedal dan terbata-bata, ia teruskan menjalani ijab kabul. Suaranya seakan menggetarkan seluruh ruangan disekitar rumah Aa Gym yang sederhana dan berarsitektur Sunda. Dua ratus pasang mata, baik ikhwan maupun akhwat, yang menyaksikan tak kuasa menahan linangan air mata karena perasaan haru begitu Ato selesai mengucapkan ijab kabul. Aa Gym sendiri, yang berada disisinya, tampak sangat terharu dan berkali-kali memejamkan mata, menahan air matanya.

Keharuan makin meruak ketika Ato pun menangis tersedu-sedu sambil bersujud dihadapan ibunya dan istrinya Kusminah, setelah memberikan mas kawin berupa emas 23 gram. Untuk beberapa saat Ato tampak sesegukan dengan tubuhnya yang lumpuh tertelungkup. Istrinya Kusminah yang mengenakan jilbab serba putih terlihat mengusap matanya yang basah dengan saputangan.

''Alhamdulillah, kita semua kali ini diperlihatkan pemandangan yang sangat agung oleh Allah SWT. Bagaimana seorang Ato yang kondisinya tidak sempurna berani mengambil keputusan untuk masa depannya. Ia pun yakin atas rejeki yang diberikan dan kebesaran Allah SWT. Semuanya diurus oleh Allah SWT,'' ucap Aa Gym usai mendampingi upacara pernikahan Ato dan Kusminah.

---
Lumpuh sejak usia 2 tahun, sosok Ato, bagi jamaah pengajian Pondok Pesantren Daarut Tauhid bukanlah sosok yang asing lagi. Dengan segala keterbatasan fisiknya, ia tidak pernah dipandang sebelah mata. Ia malah sangat akrab dengan jamaah yang lainnya karena ketekunannya dan semangatnya untuk datang ke Masjid Ponpes Daarut Tauhid setiap Ahad.

Sekilas Ato memang tak terlihat cacat. Namun saat ia akan bergerak barulah terlihat kekurangan yang ada padanya. Untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, ia cuma bisa merangkak. Ketika bepergian, ia benar-benar harus dibantu, antara lain dengan dibopong atau digotong. Sebenarnya ia punya sebuah kursi roda, namun tak digunakannya.

Itulah yang terjadi setiap pekan, saat akan menghadiri pengajian di DT. Dari rumahnya di Jalan Pendawa Dalam, Bandung, ia harus naik becak dan mencarter taksi. Ongkos yang dikeluarkannya lebih mahal lantaran tukang becak dan sopir taksi harus pula membopongnya saat naik dan turun kendaraan. Dihitung-hitung ongkos yang harus dikeluarkan pulang pergi sekitar Rp 50.000,-. Padahal sehari-harinya Ato, yang tinggal dengan ibunya, Aisyah (74), hanya berjualan ulat untuk makanan burung, dengan penghasilan yang tidak tentu. Namun, keadaan itu tidak menghalangi Ato mengikuti ceramah Aa Gym setiap pekan. ''Rejeki sudah diatur Allah SWT. Jadi nggak usah khawatir yang penting terus berusaha,'' ujar Ato dengan suara cedalnya.

Bagi Ato, kondisinya yang lumpuh bukan halangan untuk belajar dan mencari ilmu. Awalnya ia mengaku sangat suka mengikuti pengajian di beberapa masjid di kota Bandung, meski harus mengeluarkan biaya cukup besar untuk naik kendaraan. Hingga akhirnya ia merasa menemukan tempat pengajian yang pas dengan dirinya yaitu di Ponpes DT, pimpinan Aa Gym. ''Saya suka ikut pengajian Aa Gym karena ceramahnya sederhana dan bagus. Lagian disana jamaahnya menganggap saya sama dengan mereka dan menerima baik,'' kata anak tunggal ini.

Ia mengaku mengenal pengajian ini karena dikenalkan adik angkatnya yang sebelumnya sering ke Ponpes DT. ''Dulu kalau ke sana selalu bareng-bareng, tapi karena sekarang dia sudah menikah saya berangkat sendiri,'' ungkap Ato. Adik angkat dan neneknya ini juga yang mengajarinya baca tulis.

Dengan mengikuti pengajian ini Ato merasa banyak mendapat pelajaran yang berharga dan berdampak pada perubahan perilaku dirinya. ''Saya dulu orangnya suka marah-marah. Kalau sekarang jadi lebih sabar dan rajin beribadah,'' jelas Ato yang rutin melakukan tahajud malam.

Soal kelumpuhan yang dideritanya, Ato mengungkapkan tubuhnya lumpuh akibat terserang penyakit polio saat berusia 1 tahun 8 bulan. Ia terlahir normal dan tumbuh seperti anak-anak lainnya sampai suatu ketika tubuhnya terserang panas tinggi. Demam ini ternyata merusakkan syarafnya sehingga akhirnya ia tidak bisa bergerak dan hanya terbaring saja di atas tempat tidur. Untuk melakukan aktivitasnya seperti makan dan ke kamar kecil dia dibantu orang tuanya.
''Jangankan bergerak, ngomong saja nggak bisa. Jadi, semua dilakukan di tempat
tidur,'' kisahnya.

Sebelum ia dewasa, ada seorang kyai yang membantu mengobati dengan memijat badan Ato. Sedikit demi sedikit sebagian tubuhnya bisa digerakkan. Namun sebelum tubuhnya sembuh secara keseluruhan, sang kyai berpulang ke Rahmatullah. Atopun menerima keadaan ini dan akhirnya harus rela hidup dengan tubuh yang separuhnya masih lumpuh sampai ia dewasa. ''Tapi saya merasa beruntung karena masih bisa bergerak,'' tutur Ato.

---
Ingin jadi bidadari

Pernikahan Ato dan Kusminah, yang dijembatani oleh Aa Gym sendiri, memang jauh dari kemewahan, namun sarat dengan makna yang dalam. Dengan kondisi tubuh yang lumpuh, Ato tetap yakin dengan kekuasaan Allah SWT yang akan mengurus umatnya selama masih mau berikhtiar. Begitu juga dengan Kusminah yang memiliki kondisi fisik normal namun bersedia dinikahkan dengan Ato hanya berbekal niat untuk mencari keridhoan Allah SWT.

Sama seperti Ato, Kusminah selama ini juga aktif menjadi jemaah pengajian di Ponpes DT. Sebelum menikah dengan Ato, ia bekerja sebagai Baby Sitter di komplek Secapa, Bandung. Kusminah yang berasal dari Banjar Negara, Jawa Tengah, kondisi fisiknya normal layaknya wanita lainnya. Ia memilih menikah dengan Ato hanya karena ingin beribadah kepada Allah SWT. ''Saya ingin menjadi bidadari di syurga nanti,'' katanya penuh harap.

Demikian juga dengan Ato, ia berharap dari pernikahannya ini bisa meningkatkan ibadahnya kepada Allah SWT. Iapun berharap bisa membina rumah tangga yang sakinah dan bahagia, serta bisa mendapat keturunan yang normal dan baik hingga bisa berjuang di jalan Allah SWT. ''Insya Allah, saya bisa membentuk keluarga yang sakinah dan diberikan keturunan,'' harapnya.

Setelah menikah, Ato merasa bersyukur karena istrinya cukup sabar hidup bersamanya dan ikhlas merawat dirinya. Keduanya kini berjualan pakan burung di rumahnya yang kecil untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. ''Dulu saya biasanya mencuci baju sendiri, kini sudah ada yang mencuci. Cuma saya masih belum tahu
sifat sebenarnya karena masih belum kenal,'' ungkap Ato tentang kehidupan barunya.

Selanjutnya Ato ingin mengubah usaha menjual pakan burung. ''Rencananya mau jualan kebutuhan rumah tangga, habis istri saya masih takut kalau melihat ulat,'' ucap Ato diiringi senyum.
(Anton Wibowo, Bandung)

==========
Catatan (Moderator - KisahHikmah@YahooGroups.Com):
Penulis - Anton Wibowo, Bandung
Sumber  - Majalah Ummi No. 6/XIV Oktober-November 2002 - 
Kiriman - Salah Satu Milist Islami,27 Feb 2003
***
Suatu Keindahan Rasa yg tidak terukur, saat sebuah Keyakinan dan Ketulusan
diberikan sepenuh hati. Ada Rasa Syukur, Ada Kesejukan, Ada Ketenangan, Ada Kebahagian saat Kita menerima seseorang dan orang tersebut menerima kita Setulusnya, SeIklasnya, SeYakinnya untuk membina pernikahanm.

Tanpa Menilai, Tanpa Menghakimi dan Tanpa Prasangka, Hanya Sebuah Ketulusan Hati, Sesuatu yg Paling Sulit Ditemukan Sekarang ini.Semoga Allah Menjaga Mereka sebagai mana mereka Telah Menjaga Allah di dalam Hati, Jiwa dan Pikiran Mereka. Dan dari mereka, kita doakan agar kiranya Allah memberikan Ridhonya berupa Generasi Islam yg dipenuhi Cahaya Al-Quran Amien.......
(Z-Moderator)

Insya Allah, Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.
Wallahua'lam bishshowwaab
Wassalaamu'alaikum Wr Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar