Kamis, 14 Maret 2013

Kasih Yang Sebenarnya


Suatu malam, di sebuah stasiun radio, sedang berlangsung acara dimana orang- orang berbagi pengalaman hidup mereka. Perhatian saya yang semula tercurah pada tugas statistik beralih ketika seorang wanita bercerita tentang ayahnya. Wanita ini adalah anak tunggal dari sebuah keluarga sederhana yang tinggal di pinggiran kota Jakarta. Sejak kecil ia sering dimarahi oleh ayahnya. Di mata sang ayah, tak satupun yang dikerjakan olehnya benar.

Setiap hari ia berusaha keras untuk melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginan ayahnya, namun tetap saja hanya ketidakpuasan sang ayah yang ia dapatkan. Pada waktu ia berumur 17 tahun, tak sepatah ucapan selamat pun yang keluar dari mulut ayahnya. Hal ini membuat wanita itu semakin membenci ayahnya.
Sosok ayah yang melekat dalam dirinya adalah sosok yang pemarah dan tidak memperhatikan dirinya. Akhirnya ia memberontak dan tak pernah satu hari pun ia lewati tanpa bertengkar dengan ayahnya.

Beberapa hari setelah ulang tahun yang ke-17, ayah wanita itu meninggal dunia akibat penyakit kanker yang tak pernah ia ceritakan kepada siapapun kecuali pada istrinya. Walaupun merasa sedih dan kehilangan, namun di dalamdiri wanita itu masih tersimpan rasa benci terhadap ayahnya.

Suatu hari ketika membantu ibunya membereskan barang-barang peninggalan almarhum, ia menemukan sebuah bingkisan yang dibungkus dengan rapi dan di atasnya tertulis "Untuk Anakku Tersayang".

Dengan hati-hati diambilnya bingkisan tersebut dan mulai membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah jam tangan dan sebuah buku yang telah lama ia idam-idamkan. Di samping kedua benda itu, terdapat sebuah kartu ucapan berwarna merah muda, warna kesukaannya. Perlahan ia membuka kartu tersebut dan mulai membaca tulisan yang ada di dalamnya, yang ia kenali betul sebagai tulisan tangan ayahnya.

Ya Allah,

Subhanallah,Terima kasih karena Engkau mempercayai diriku yang rendah ini
Untuk memperoleh karunia terbesar dalam hidupku

Kumohon Ya Allah, Jadikan buah kasih hambaMu ini
Orang yang berarti bagi sesamanya dan bagiMu
Jangan kau berikan jalan yang lurus dan luas membentang

Berikan pula jalan yang penuh liku dan duri
Agar ia dapat meresapi kehidupan dengan seutuhnya

Sekali lagi kumohon Ya Allah,
Sertailah anakku dalam setiap langkah yang ia tempuh
Jadikan ia sesuai dengan kehendakMu

Selamat ulang tahun anakku
Doa ayah selalu menyertaimu
"Dari Ayah yang Selalu Menyayangimu, sayang"

Meledaklah tangis sang anak usai membaca tulisan yang terdapat dalam kartu tersebut. Ibunya menghampiri dan menanyakan apa yang terjadi. Dalam pelukan ibunya, ia menceritakan semua tentang bingkisan dan tulisan yang terdapat dalam kartu ulang tahunnya. Ibu wanita itu akhirnya menceritakan bahwa ayahnya memang sengaja merahasiakan penyakitnya dan mendidik anaknya dengan keras agar sang
anak menjadi wanita yang kuat, tegar dan tidak terlalu kehilangan sosok ayahnya ketika ajal menjemput akibat penyakit yang diderita........

Pada akhir acara, wanita itu mengingatkan para pemirsa agar tidak selalu melihat apa yang kita lihat dengan kedua mata kita. Lihatlah juga segala sesuatu dengan mata hati kita. Apa yang kita lihat dengan kedua mata kita terkadang tidak sepenuhnya seperti apa yang sebenarnya terjadi.

"Kasih seorang ayah, seorang ibu, saudara-saudara, orang-orang di sekitar kita, dan terutama kasih Allah dilimpahkan pada kita dengan berbagai cara. Sekarang tinggal bagaimana kita menerima, menyerap, mengartikan dan membalas KASIH YANG SEBENARNYA..............." kata wanita tersebut menutup acara pada malam hari itu.

==========
Catatan (Moderator - KisahHikmah@YahooGroups.Com):
Penulis - Tidak Diketahui
Sumber  - Tidak Diketahui
Kiriman - Seorang Sahabat, 12 Desember 2002
***
Sampai Sekarang Saya punya keingingan yg belum tersampaikan, yaitu Memeluk Erat
serta mencium Kening Ayah saya. Dalam Munajad malam hari, sering kali jatuh air
mata saya tuk sebuah penyesalan KeEgoisan saya yg tinggi, dan kelemahan hati
sehingga tidak sanggup tuk melakukan hal itu. Saya Akan melakukan Apa saya,
hanya untuk mendapatkan kesempatan SATU KALI untuk Memeluk Erat, Mencium Kening
dan Bersimpung Kepada Beliau, Sang Ayah. Kalo diijinkan, saya ingin mengingatkan
bila anda masih mempunyai Ayah, Cobalah Sekali Waktu untuk memeluknya sepenuh
hati dan mencium keningnya sepenuh jiwa... sebelum ada penyesalan
(Z- Sang Moderator)

Insya Allah, Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.
Wallahua'lam bishshowwaab
Wassalaamu'alaikum Wr Wb

Ikutan Yuk: KisahHikmah_subscribe@yahoogroups.mom

2 komentar:

  1. Everyone loves what you guys are up too. This sort of clever work
    and reporting! Keep up the very good works guys
    I've added you guys to my personal blogroll.

    Here is my webpage ... Dayton Movers

    BalasHapus