Dimasa remaja, Haroon Cambel seorang warga Amerika Serikat. Ia adalah contoh Ia yang teralienasi dengan lingkungannya. Satu sisi ia menemukan lingkungan yang memuja Tuhan, seperti keluarganya. Di sisi lain ia menemukan teman-teman yang memuja nafsu. Jadilah ia pribadi yang ganda, sampai akhirnya. Ia belajar menemukan dirinya sendiri dan belajar mengenal Tuhan lewat kesejatian di dalam Islam. Haroon tumbuh dewasa di Amerika. Sebuah negara di mana setiap orang mempunyai kesempatan dan peluang untuk melakukan apapun diinginkannya. Semua bisa menjadi kenyataan. Di sini orang bisa menemui kelompok-kelompok masyarakat yang melewatkan sebesar waktunya untuk memenenuhi nafsunya.
Di lain sisi kita bisa melihat sekelompok orang yang menghabiskan waktunya untuk mengabdi kepada Tuhan. Di suasana seperti itulah Haroon dibesarkan. Meskipun begitu ia selalu merasa selalu dekat dengan Tuhan. Semua ini adalah hasil didikan ibunya yang agamis, yang selalu menanamkan kepercayaan tentang Tuhan dalam jiwanya.
Sejak remaja ia selalu mencari identitas diri. Dilema terbesar bagi dia adalah tekanan dari teman sebaya, yang kerap tidak sesuai dengan nilai dan cara hidup dari keluarga. Tapi karena ia ingin diterima di kalangan mereka, Haroon bisa menyesuaikan dengan apa yang mereka pikirkan serta yang mereka lakukan sangat mempengaruhi dirinya. Tak ayal ketika Haroon tumbuh dewasa ia mengembangkan kepribadian yang menurutnya itulah yang paling benar dan sebenar-benarnya.
Akhirnya, Haroon seperti memiliki kepribadian ganda, ia mempunyai dua kepribadian yang sangat berlawanan. Ketika di tengah teman yang lain aku periang dan sangat supel. Begitu di tengah keluarga atau sedang sendiri, ia sangat serius dan introvert. Ia merasa bingung, tidak tahu di antara keduanya mana yang benar-benar kepribadiannya.
Selain itu sisi-sisi karakter dari kekurangannya sangat mempengartihi jiwanya, ia jadi materialistis dan mengutamakan penampilaa fisik. Dan Haroon benar-benar menjadi priba yang aculi tak acuh. Ia juga sering ragu-ragu dengan apa yang diperbuatnya. Ia tidak tahu mengapa itu terjadi. Pada akhirnya Haroon bersikap tidak peduli dan terus berbuat hal yang sama.
REFLEKSI DIRI
Keadaan itu terus berlanjut sampai Haroon menyelesaikan sekolah lanjutan. Ada kesadaran muncul bahwa dirinya tak boleh terus begini maka ia mulai belajar refleksi diri. Haroon mulai berpikir tentang banyak hal dan ia meluangkan waktu khusus untuk berpikir. Dalam hati ia berkata : "Apa dan bagaimana aku harus bersikap pada orang lain".
Namun bagaimanapunjuga ia masih sangat muda. Gaya hidup ala American Dream, punya pacar cantik, punya uang banyak, punya rumah mewah, mobil keren dan dapat menikmati banyak hal, masih dominan mengisi otaknya. Apalagi waktu itu Haroon mempunyai pacar yang juga seorang mantan Miss Teen USA. Dia adik kelasnya di sekolah lanjutan dan masih berumur 15 tahun, setahun lebih muda dari Haroon. Ia pikir saat itu Haroon sangat beruntung mendapatkannya. Apalagi meskipun Haroon tidak begitu kaya, ia tinggal di komplek paling elit di Amerika.
Haroon sebenarnya tidak terlalu peduli dengan studi, namim meskipun agak malas ia mendaftar juga di sejumlah Perguruan Tinggi di tempat ia tinggal. Toh sebenarnya yang diinginkan hanyalah bisa tetap berpacaran dengannya dan bisa berkumpul bersama teman-teman. Begitulah, Haroon adalah remaja dan mahasiswa Amerika pada umumnya.
Kegembiraan masa remaja ia hirup, begitu rupa, namun tak menutupi kegelisahannya. Begitulah ia terus melaju dengan budaya remaja. Masalah datang ketika pacarnya lulus SMU dan ingin meneruskan kuliah di kota lain. Padahal Haroon sangat ingin menikahinya. Suatu ketika Haroon mengutarakan langsung kepada pacarnya atas keinginannya itu:
"Sayang, bagaimana jika kita menikah saja, aku sangat menyayangimu".
"Maaf kita belum saatnya. Apabila itu keinginanmu, lebih baik kita sendiri- sendiri saja". Begitulah jawaban pacarnya.
Mendengar jawaban pacarnya itu, Haroon sangat kaget. Tidak mengira ia semudah itu akan memutuskannya. Haroon betul-betul down. Namun di satu sisi timbul kesadarannya, bahkan ia bersumpah dalam hati:
"Tidak hanya engkau gadis yang bisa kusayangi dan hidup bukan itu saja".
Akhirnya timbul dalam pikirannya sebuah dugaan, :
"Mungkin Tulian memberi aku pelajaran".
Sejak kejadian itu banyak pertanyaan berkecamuk di benaknya. Ia mulai mempertanyakan banyak hal yang semula ia anggap, normal. Banyak hal yang ia sangka indah menakjubkan. ternyata hanya khayalan belaka. Haroon mulai berpikir tentang kacaunya dunia, dunia secara luas. Dunia yang membuatnya depresi dan tertekan. Setiap hari ia menemui rasisme, pertumpahan darah dan ketamakan.
Haroon jadi berpikir : "Apa gunanya aku hidup di dunia yang begitu kacau?"
Meskipun begitu tidak pernah terlintas hal yang buruk dalam pikirannya, misalnya saja keinginan untuk bunuh diri. Puncak kesadaran baru muncul ketika ia merasa seakan-akan satu tirai besar diangkat dari depan matanya untuk pertama kalinya. Ia mulai melihat dunia yang sebenarnya, dunia yang selama ini membuat kekecewaan bagi dirinya dan kemanusiaan secara keseluruhan.
Akhirnya kebenaran mulai merasuk hati nuraninya, kebenaran, dan ia berkata sendiri dalam hatinya : "Mengapa kehidupan pribadiku begitu terbelakang. Ternyata aku salah dalam membuat skala prioritas kehidupan selama ini. Aku baru menyadari bahwa aku tidak pernah memasukkan Tuhan dalam agenda kehidupanku. Ternyata selama ini aku tidak mengakui kebenaran adanya Tuhan. Meskipun pada dasarnya aku percaya Tuhan, tetapi aku tidak pernah peduli tentang siapa Dia". Setelah Haroon menyadari hal itu, ia mulai mempelajari berbagai agama.
KAGUM MALCOLM X
Agama pertama yang dipelajari adalah Kristen. Tetapi doktrin Trinitas selalu membuatnya bingung, dan tampak kontradiktif. Bagi dia tidak masuk akal bahwa Tuhan (Bapak) menciptakan Dirinya sendiri dalam bentuk seorang manusia. Lebih membingungkan lagi adalah pe penyaliban Tuhan oleh makhlukNya. Timbul pertanyaan lagi dalam diri Haroon: "Apabila Dia mati lalu siapa yang mengontrol dunia ini sekarang? Tuhan Yesus makan tidur dan minum sama persis seperti yang dilakukan manusia biasa Aku sulit memahami adanya Tuhan yang masih butuh makan dan minum
Setelah melalui refleksi yang lama dan diskusi dengan teman-teman Kristiani, jadi jelas bagi Haroon bahwa injil ini bukanlah seperti yang diwahyukan pada Yesus. Karena ia yakin bahwa Tuhan yang menciptakan dunia ini, pasti mampu memberi petunjuk pada makhlukNya, sat pengertian yang benar tentang siapa Dia dan mana jalan yang lurus Doktrin trinitas betul-betul tidak masuk di akalnya. Dan karenanya Haroon melihat ke agama-agama lain.
Setelah mempelajari beberapa agama lain akhirnya ia membaca otobiografi Malcolm X Buku. itu adalah hadiah dari pacarnya yang terakhir, yang gagal untuk di nikahi. Setelah membaca buku itu, ada satu paragraf yang sangat mempengaruhi jiwanya, satu bab dimana Malcolm bercerita tentang perjalanan hajinya ke Mekah.
Dalam bab itu dia menulis "seorang yang suka menyebarkan kebencian terhadap kulit putih di Amerika yang disebabkan oleh opresi (tekanan) dan rasisme, pada waktu di Mekah bertemu dan berpelukan dengan umat Islam yang lain yang berambut paling pirang di antara yang pirang, dan berkulit paling putih di antara yang putih".
Haroon terpana, tak percaya. Malcolm menyadari waktu itu bahwa Islam yang sejati tidak ada hubungannya dengan warna kulit, ras, suku dan status sosial. Islam adalah mempercayai Tuhan yang Satu, menyembahNya dan hidup harmonis dengan segenap umat manusia. Pada kesan pertamanya ini, Islam nampak sebagai kenyataan yang sulit ditolak kebenarannya.
Setelah itu Haroon menemui beberapa muslim di kampus tempat ia kuliah. Meskipun sebagian keluarganya berasal dari Turki namun ia hanya tahu sedikit tentang Islam saat itu. Dan merekalah yang akhirnya menerangkan tentang dasar-dasar agama Islam. Dari kata-kata dan perbuatan mereka Haroon menjadi tahu bahwa jalan hidup yang bernama Islam adalah satu kebenaran yang sejati.
Selama enam bulan Haroon berjuang menyerahkan jiwanya pada Allah dan pada bulan suci Ramadhan pada tahun yang sama Haroon masuk Islam. Setelah sebelumnya ia aktif mengikuti kursus dan ceramah tentang Islam, bertemu dengan para ahli agama Islam.Pada minggu ketiga bulan Ramadan, Haroon baru saja selesai mendengarkan ceramah yang diberikan oleh seorang ulama yang berasal dari Afrika Selatan.
Kemudian seorang temannya memperkenalkan Haroon padanya dan mereka berbicara bersama tentang apa yang Haroon rasakan tentang Islam.
Pada akhir pembicaraan, Haroon menyatakan keimanannya pada Islam. Kawan- kawannya, yang sudah dianggap sebagai saudara,memeluk Haroon dengan hangatnya. Haroon segera memulai puasa pada hari-hari berikutnya Ia merayakan lebaran pertamanya pada tahun it bertemu dengan begitu banyak muka-muka baru yang membuatnya mulai merasakan kesatuan Islam dunia. Mereka orang-orang dengan aneka ragam budaya, warna kulit dan bahasa. Tapi tak ada satupun dari perbedaan-perbedaan itu yang dipermasalahkan. Karena mereka lebih peduli untuk mengabdi dan beribadah pada Allah.
==========
Catatan (Moderator - KisahHikmah@YahooGroups.Com):
Penulis - Maimunah Hasan
Sumber - Dikutip dari buku: Mereka yang mendapatkan Hidayah,
Cetakan Pertama, Juli 2002, Penerbit ABSOLUT
Insya Allah, Bermanfaat dan dapat dipetik Hikmahnya.
Wallahua'lam bishshowwaab
Wassalaamu'alaikum Wr Wb
Ikutan Yuk: KisahHikmah_subscribe@YahooGroups.Com
Link unduh ebook Mengenal Islam dari Mengenal Diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar